Aku lemah olahraga apalagi yang berurusan sama bola. Bahkan dulu waktu SMP, guru olahragaku sering menertawaiku dan tidak jarang mengejekku setiap pelajaran olahraga "kamu itu dribbel bola kok kayak orang nangkap lele!" "pemukulnya digerakkan. bolanya dipukul nduk. jangan menghindar terus dari bola." dan blablabla. Eh kok malah jadi buka aib sendiri ya -.- haha ya sudah, kembali ke tujuan awal. Nah, meskipun aku takut kena bola, nggak mudeng sepak bola, dan otomatis juga bukan pecinta sepak bola, tapi setelah nonton pertandingan antara Indonesia dan Bahrain tadi hmm cukup membuat jari-jari ini tertarik bergerilya di keyboard.
Jujur, kecewa sih. Bukan sama timnas kok, timnas kan udah berusaha dan tidak sepantasnya dipojokkan dengan hujatan-hujatan kekalahan. Justru penonton yang memakai atribut timnas dan menyebut diri mereka sebagai suporter tapi berkelakuan rusuh lah yang bikin aku (dan mungkin kita semua) kecewa. Menyalakan kembang api dan petasan sebagai pelampiasan kekecewaan dan nggak jarang berujung dengan tawuran yang pada akhirnya merugikan itu sesuatu banget yah. Potret dari ketidakdewasaan yang tidak bertanggung jawab. Miris.
Untuk mereka yang tidak bertanggung jawab, yakin masih bisa menyebut diri sebagai suporter alias pendukung? yang namanya pendukung seharusnya memberi dukungan bagaimanapun keadaannya, bukan hanya mendukung saat keadaannya menguntungkan.
Dan kejadian hari ini adalah satu dari sekian kejadian "nila setitik rusak susu sebelanga". Hanya beberapa orang yang menyalakan petasan, pada akhirnya nama Indonesia jadi tercoreng di mata FIFA dan parahnya Indonesia terkena denda 8,5miliyar rupiah. Angka yang cukup fantastis bila bisa digunakan untuk menafkahi fakir miskin dan anak terlantar. huuf *menghela nafas*.
Jadi, satu saran saya. . .musnahkan petasan!
0 komentar:
Posting Komentar