Aku tidak pernah seyakin itu
membuat pilihan
membuat satu bulatan
tiada bimbang
tiada ragu
Hingga entah apa yang menggerakkan tanganku
aku mengulang dari awal
menyusun 2 bulatan kecil
dan menukar posisinya
Dan entah apa pula yang menyeret mataku
hingga masuk dalam 3 kotak (yang kini ku anggap "sesat")
menggoreskan warna
dari berbagi campuran warna
tanpa beban
tanpa pikiran
Dan sebuah tuntutan ketika aku harus menggoreskan warna yang sama persis
namun gagal
mencoba lagi
lagi-lagi gagal
dan bodohnya, aku berhenti mencoba
Satu minggu berlalu
dan aku tersadar
dari sebuah bisikan
bukan
lebih tepat sebuah ocehan
dari mulut seorang teman
dan ya
aku menyesal
kenapa aku ulang?
kenapa aku tambah?
kenapa aku tukar?
kenapa aku gores?
Puluhan "kenapa" tersangkut dalam pikiran
membawa beban
yang berawal dari kecerobohan
bukan
mungkin ini takdir
atau seperti yang biasa aku lontarkan "ini petunjuk"
Aku mencoba ikhlas
ikhlas
sepenuhnya aku ikhlas
Dan tiba-tiba terbuka jalan
jalan yang terlalu lambat untuk disadari
Dan ketika kaki ini telah terseret dari labirin satu ke labirin berikutnya
hasilnya NIHIL
Doa
Aku panjatkan doa
berharap ada cahaya menyilaukan mata
Dan jika bukan cahaya
Aku tidak akan menyesal
Karena Dia
Dia yang aku pinta
bukannya pelit
atau tak mau memberi
hanya saja
dari sudut pandang-Nya
ada yang lebih berkilau
daripada cahaya
Dan Dia
Dia yang aku pinta
pasti memberi apa yang aku minta
entah sama
atau lebih baik
Dan kini
ketika teka-teki menyulubungi
aku tetap yakin
tiada rencana paling indah
selain rencana-Nya
Lalu buat apa aku berpusing diri?
Bukankah lebih baik aku beranjak?
Bukankah begitu Tuhan?
Dan lihat,
kini
aku menikmati teka-teki-Mu
tanpa ragu
tanpa bimbang
0 komentar:
Posting Komentar