Sebenernya ini itungannya udah telat banget sih, magradika udah selesei jauh-jauh hari yang lalu dan aku baru posting tentang ini. Yah nggak papa lah ya, mumpung sempet, mumpung besok libur karena ada gladi bersih wisuda! Oh iya, di post beberapa hari yang lalu, aku sempet nulis kalo magradika (ospek) hanya sekedar tentang bentakan, hukuman, dan tugas banyak. Dan ya, aku salah.
"sesuatu yang dilakukan dengan ikhlas, hasilnya akan lebih bermanfaat daripada dilakukan dengan hati yang terpaksa. Selalu ada hal positif dibalik setiap kegiatan Magradika. Jika kalian berpikir kalau Magradika hanya sekedar bentakan, hukuman, tugas banyak, dan semacamnya, maka akan seperti itulah magradika yang kalian jalani. Apa yang kalian pikirkan itu pula yang akan kalian rasakan. Jadi, bergembiralah!" -kak Aulia-
JLEB. aku langsung merasa tersindir meskipun aku tahu kalau kak Aulia nggak bermaksud untuk menyindir siapapun. Dan aku sadar aku salah kalau hanya menilai sesuatu dari hal negatifnya saja. Di luar itu masih ada banyak hal postif yang aku dapetin dari Magradika.
Yang pertama, aku punya kelompok yang luar biasa. Ya, kami, kelompok 13.
Orang bilang 13 itu angka sial. Dan kebetulan 'nama statistik' ketua kelompok kami adalah Spasial. Wow, kebetulan atau.....? Tapi dibalik semua rumor negatif tentang angka 13, siapa yang menyangkan bahwa kelompok kami -kelompok 13- menjadi kelompok terbaik di magradika hari pertama, yah meskipun kami gagal pertahanin predikat itu sih di magradika selanjutnya wkwk. Oh iya, di magradika ini kami punya nama statistik, dan nama statistikku adalah BUFFER, tapi bukan buffer dalam hal kimia lhoo. Dan sampe sekarang masih aja ada yang panggil aku dengan sebutan buffer, bukan leila, waduh-waduh nggak papa deh ya, yang penting bukan lek, lele, dan sebagainya hehehe :p
monaaaas! * nggak ada aku T.T * |
Yang kedua, kami belajar disiplin.
Disini kita bener-bener harus disiplin, mulai dari nggak boleh telat, nggak boleh ngantuk/tidur saat stadium generale, makan dan minum dibatasi dalam sekian menit atau sekian teguk, pakai sepatu harus dalam sekian detik, tiap mau duduk dan berdiri ada lagu dan gerakannya, dudukpun ada aturannya, dan sebagainya lah. Istilahnya, semua itu diatur, yang nggak diatur cuma satu : bernafas.
Yang ketiga, kami belajar bekerja sama.
Disini kita harus bisa bagi waktu dan kerjasama lah. Tiap hari kita selalu ada tugas yang super banyak dan peraturannya kita nggak boleh berkeliaran lebih dari jam 10 malam. Jadi begitu pulang magradika (magrib), kita langsung pulang ke rumah, mandi, dan langsung capcus ke kos Sonia. Udah nggak kepikiran buat makan, yang penting ngumpul dulu. Disana dibagi, siapa yang pesen makanan buat besok (makanan ditentuin dan berbeda setiap harinya, misalnya menu makanan pas magradika ketiga: nasi 1 kepal, sayur kacang panjang dengan panjang 5,3cm , bakwan jagung 53 biji, telur asin cap magradika 53, apel biru campur kuning. Dimasukkan dalam kotak makan 15x11cm, diberi label "makanan siangku yang sehat dan merakyat"), dibagi juga siapa yang bikin atribut, bikin label, ngerjain tugas kelompok, ngerjain makalah kelompok, nyari roti, nyari minuman berasa (salah satu contoh : siapkan minuman manis sesuai warna kelompok kalian dengan volume 530 liter. Dan kebetulan warna kelompok kami adalah hijau toska, dan akhirnya kami mencampur fanta hijau, pepsi blue, dan air mineral untuk mendapatkan warna hijau toska. Bayangin aja nih ya pas kita disuruh minum itu, yang kelompok lain minum minuman seger eh kita minum soda anyep+aneh hahaha), dan pas jam 10 kurang seprempat, kita pulang ke kos masing-masing dan masih harus ngerjain tugas pribadi sampe jam 1 malem atau kadang lebih. Yah tidur paling cuma 2 jam doang lah. Malah ada temenku yang nggak tidur 2 hari, sampe pingsan loh dia ckck.
Yang keempat, kami bisa lebih mengenal STIS, BPS, kakak tingkat, dan satu angkatan
Di setiap magradika, selalu ada stadium generale dan beberapa diantaranya tentang STIS dan BPS. Banyak hal yang kita dapet, banyak inspirasi dari para narasumber, entah itu dari mahasiswa berprestasi, dari Ketua STIS, atau bahkan dari ketua BPS RI, sesuatu banget gitu lah ya :) Oh iya, momen yang paling aku suka ketika stadium generale dengan ketua BPS RI adalah ketika beliau "mengabsen" maba-miba dari seluruh provinsi di Indonesia, dan ternyata memang ada perwakilan dari tiap provinsi :) Seneng banget rasanya waktu beliau menyebutkan "dari... JAWA TENGAH!" wah bangga banget rasanya ketika kami (maba-miba Jateng) berdiri dan yang lain tepuk tangan, begitu pula ketika daerah lain disebut dan aku seneng aja ngeliatnya "wah banyak ya yang dari provinsi ini" "wah hebat bener, dari sekian pendaftar di provinsi ini cuma satu yang lolos" "oh ternyata dia mahasiswi Tugas Belajar tho, tiwas aku panggilnya njangkar (tanpa "kak")" dan berbagai komentar heran lainnya. Nah selain itu kami juga dapet tugas nyari biodata dan foto bareng 50 orang angkatan 52, 50 orang angkatan 51, dan 50 orang angkatan 53, dan 75 orang panitian magradika. Nggak jarang kami stand by di pinggir jalan dan "nyegat" kakak tingkat, dan nggak jarang juga kami dapet teguran karena cara kami meminta biodata terlalu "brutal" dan kadang salah orang juga. Ada suka duka deh dibalik itu semua :)
*gedung depan STIS* |
foto bareng kakak tingkat |
Yang kelima, kami belajar menjadi pribadi yang kuat, tidak lemah.
Di magradika ini sering banget kita naik turun tangga manual, alasannya sih supaya kita terbiasa dan terlatih kalo seumpama pas ada kuliah eh ternyata lift penuh dan udah hampir telat. Kan sistem absennya di STIS pakai sidik jari, jasi telat sedetik pun bakal ketahuan di Sip*du. Dan selama magradika ini kita sering banget naik turun ke lantai 5 atau 6 lewat tangga manual, dan yang paling "hebat" pas di BPS kita harus naik ke lantai 10 lewat tangga manual, sumpaaaah rasanya capek banget kayak mau ambruk gitu, nafas udah ngos-ngosan ya Allah. Parah banget deh itu, jadi tau rasanya gimana jadi orang yang nggak bisa naik lift *lirik drama korea secret garden*. Selain itu, setiap evaluasi, selalu ada kesalahan yang kami buat dan pada akhirnya kami di hukum posisi setengah duduk. Dan efeknya masih berasa lho sampe sekarang, lututku sampe saat ini masih sakit, buat sholat pun sakit, ya Allah :(
Yang keenam, kami belajar melatih EQ
Waktu magradika, pernah ada diskusi interaktif, life maping yang super sekali motivasinya, dan ada juga ESQ yang bener-bener bikin mata banjir karena posisi kita sebagai anak kos jadi ngena banget ESQnya, kan pada homesick gitu deh. Di depanku ada cowok dari papua nangis kejer banget, ya iyalah, secara keluarganya ada di kampuang nan jauh di mato gitu, pasti bener-bener sedih begitu inget keluarga ckck.
Dan mungkin itu 6 dari sekian hal positif yang bisa didapat dari magradika. Masih banyak sih sebenernya, kita belajar korsa, belajar sabar, menjadi lebih ramah, dll lah, nggak bisa dijelasin satu-satu. Intinya top deh buat magradika 53. Top juga deh buat kakak panitia yang udah mau mendidik kita selama emm kurang lebih 6 hari lah, mulai dari pra-magradika, magradika, sampe pasca magradika. Terimakasih juga buat kelompok 13 dan kak Lilis sebagai pendamping kelompok kami yang selalu sabar dan nggak pernah marah meskipun kami sering nglakuin kesalahan. Top super duper buat kelompok 13 dan angkatan 53 pastinya! Yeay, 53MANGAT! (nggak bermaksud alay lho yaa haha)
Angkatan 53? 53 Semangat! 53 Jaya!
0 komentar:
Posting Komentar